Finance • 20 January 2020

INI YANG DAPAT MEMPENGARUHI HARGA OBLIGASI

Obligasi menjadi tren terkini dalam produk
investasi. Banyak dari masyarakat yang sudah mengalihkan pilihan investasinya
menuju obligasi. Perlu diketahui juga bahwa obligasi adalah surat utang yang melibatkan
“penerbit” atau yang awam disebut peminjam atau debitur, lalu ada “pemegang”
atau orang yang memberikan pinjaman, dan “kupon” yang berarti bunga yang harus
dibayarkan oleh debitur kepada kreditur.

Sebenarnya obligasi dan saham termasuk instrument keuangan yang di sebut dengan sekuriti (surat utang) namun bedanya adalah pemilik saham adalah bagian dari pemilik perusahaan penerbit saham, sedangkan pemegang obligasi hanya berperan sebagai kreditur atau pemberi pinjaman yang diberikan kepada penerbit obligasi atau debitur. Obligasi juga biasanya memiliki jangka waktu yang telah ditetapkan sedangkan saham dapat dimiliki selamanya. Ini pula yang bisa mempengaruhi harga obligasi dipasaran

Pada akhir tahun ini diperkirakan akan ada tiga sentimen yang akan mempengaruhi pergerakan harga obligasi, diantaranya

Pergantian Pimpinan Eksekutif Hong Kong

Seperti kita tahu bahwa akhir-akhir ini Hong Kong selalu dilanda konflik, diyakini bahwa dengan bergejolaknya kondisi di Hong Kong mempengaruhi pula pasar obligasi dunia. Pemimpin Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam kemungkinan besar akan diganti. Mengingat bahwa beliau sudah sejak lama mengajukan pengunduran diri dari jabatan yang di dudukinya.

Kegagalan Brexit

Anggota parlemen Inggris memilih untuk menolak kerangka waktu untuk meninjau Undang-undang yang berhubungan dengan Brexit. Dari kejadian ini dapat dipastikan bahwa Inggris tidak akan meninggalkan dan memisahkan diri dari Uni Eropa hingga 31 Oktober mendatang, dan Uni Eropa juga akan memberikan perpanjangan dalam hal pencegahan agar Brexit tidak terlaksana.

Menguatnya pemakasan suku bunga acuan dari Bank Indonesia dan The Fed

Menyusul pemangkasan suku bunga acuan Bank Sentral Eropa, Bank Indonesia diprediksi akan kembali memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin. Indonesia masih menjadi negara emerging market yang relative stabil sepanjang oerang dagang yang berlangsung antara Amerika Serikat dengan China dan dengan perlambatan ekonomi yang ada.